Tahukah Anda Utang Jepang Capai Rp.100 Ribu Triliun
Jepang sebagai Negara
yang suka memberi bantuan dan utang kepada Negara lain termasuk Indonesia
ternyata memiliki utang yang sangat banyak. Pasti anda tidak percaya bukan, mulanya
saya juga tidak percaya.
Tetapi setelah
membaca berita di bloomberg.com ternyata menurut Menteri Keuangan Jepang dalam
pernyataan resminya pada hari Jumat (9/8/2013) mengungkapkan bahwa total utang
negara Jepang pada semester I Tahun 2013 telah mencapai 1.008,6 triliun yen
atau 10,46 triliun dollar AS (sekitar Rp 100.000 triliun). Jumlah tersebut naik
1,7 persen dari 3 bulan sebelumnya. Besar juga ya.
Besarnya jumlah utang
tersebut tentu saja membuat puyeng Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Bagaimana
tidak dengan jumlah utang yang sangat besar tersebut akan membuat jepang
mengeluarkan uang lebih untuk membayar utang plus bunganya. Sehingga akan
mengakibatkan neraca pembayarannya mengalami defisit yang akhirnya akan menggerus
devisanya.
Sebagaimana Negara-negara
maju lainnya, Penerimaan Jepang sebagian besar ditopang dari penerimaan Pajak.
Sehingga tidak ada pilihan lain bagi PM Shinzo Abe untuk segera menaikkan tarif
pajak untuk menutup utang tersebut. Namun demikian apabila pajak dinaikkan maka
akan mempengaruhi tingkat pendapatan rakyat Jepang yang dapat saja mengurangi
tingkat konsumsi masyarakat yang pada akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi Jepang. Disisi lain apabila pajak tidak dinaikkan maka akan
membengkakan utang yang pada akhirnya seperti telah disebutkan didepan akan
membuat defisit neraca pembayaran yang pada akhirnya akan dapat menggerus
kepercayaan investor terhadap Pemerintah Jepang. Pusing bukan.
Oleh karena itu PM Shinzo
Abe tentu saja akan memperhitungkan secara matang apa langkah yang akan
ditempuh untuk mengatasi jumlah utang yang membengkak tersebut. Dalam
pernyataannya PM Shinzo Abe mengungkapkan bahwa dia akan membuat keputusan
final setelah dirilisnya data terbaru pertumbuhan ekonomi Jepang pada 9
September 2013 yang akan datang.
Semoga segera beres
sehingga bantuan kepada Indonesia lancar selalu.
Referensi :
- bloomberg.com
- kompas.com